Senin, 05 April 2010

david archuleta – crush

“Crush”
I hung up the phone tonight
Something happened for the first time
Deep inside
It was a rush
What a rush
‘Cause the possibility
That you would ever feel the same way
About me
It’s just too much
Just too much
Why do I keep running from the truth
All I ever think about is you
You got me hypnotized
So mesmerized
And I’ve just got to know
[chorus]
Do you ever think
When you’re all alone
All that we could be
Where this thing could go
Am I crazy or falling in love
Is it real or just another crush
Do you catch a breath
When I look at you
Are you holding back
Like the way I do
‘Cause I’m trying, trying to walk away
But i know this crush ain’t going
Away
Going away
Has it ever crossed your mind
When we’re hanging,
Spending time, girl, are we just friends
Is there more
Is there more
See it’s a chance we’ve gotta take
‘Cause I believe that we can make this
Into something that’ll last
Last forever
Forever
[chorus]
Why do I keep running from the truth
(Why do I keep running)
All I ever think about is you
(All I ever think about)
You got me hypnotized
(Hypnotized)
So mesmerized
(mesmerized)
And I’ve just got to know
[chorus]
Going away
Going away

Minggu, 01 November 2009

ditemukan binatang mirip manusia

undefined undefined,
undefined



Di wilayah pedasaan Derbyshire Countryside, Inggris sendiri,menurut penuturan beberapa penduduk setempat,memang pada malam hari sering muncul sinar-sinar cemerlang misterius yang berterbangan dibeberapa tempat didaerah itu. Biasanya paling sering muncul disekitar pinggiran sungai yang disekelilingnya penuh ditumbuhi dengan pepohonan atau disekitar areal perkebunan mereka. Namun,mereka tidak tahu dengan pasti makhluk apakah yang mengeluarkan sinar cemerlang tersebut,jika didekati seolah-olah sinar itu meredup dan ahirnya menghilang begitu saja

Jasad makhluk ini detemukan oleh seorang warga diatas gundukan tanah disekitar pekarangan rumahnya. Saat pertamakali melihatnya,orang tersebut mengira makhluk ini merupakan jasad anak kecil,maka ia pun bergegas meraih telpon genggamnya untuk menghubungi Polisi. Karena dorongan rasa ingin tahu yang besar,Sebelum polisi tiba di TKP,ia sempat mendekat dan melihat-lihat jasad makhluk tsb. Didalam hatinya dia juga sempat berfikir dan merasa janggal,mengapa jasad makhluk kecil yang satu ini mempunyai sayap mirip dedaunan?dan badannya terlalu mungil untuk ukuran seorang balita? Bahkan ketika polisi tiba,mereka juga bingung dan tidak mengerti,sebenarnya ini makhluk apa?

Menurut laporan dari hasil X-ray,makhluk tersebut memiliki struktur tulang mirip dengan susunan tulang pada balita,namun pada badannya sedikit berongga seperti jenis2 hewan insecta. Uniknya,ia juga memiliki bentuk fisik mirip dengan manusia,mempunyai 2 tangan lengkap dengan 5 jari,dua kaki,dan pada bagian kepalanya terdapat lapisan jaringan kulit sangat tipis yang ditumbuhi rambut berwarna pirang keemasan.

Tapi yang tidak habis dipikir,mengapa makhluk ini mempunyai sayap dan tinggi badannya tergolong sangat kecil,antara 10-20 cm tingginya. Jasadnya juga tidak membusuk,namun malah mengering dan sama sekali tidak mengeluarkan bau busuk. Pada struktur sayapnya sendiri,walaupun sekilas jika dilihat mirip dengan dedaunan, tetapi ini bukanlah merupakan sejenis daun,jika diraba maka akan terlihat perbedanya. Sayapnya mirip dengan struktur sayap hewan-hewan insecta pada umumnya.

Sampai saat ini,tim forensik yang meneliti jasad makhluk ini belum mengerti sepenuhnya mengenai jenis dan identitasnya. Tetapi dari berbagai kesimpulan yang didapat, makhluk tersebut memilik struktur DNA mirip dengan DNA manusia, namun juga terdapat banyak kesamaan dengan hewan-hewan insecta.

Jumat, 30 Oktober 2009

Pacu Jalur Masuk Kalender Nasional
Written by Administrator
Monday, 02 February 2009

Sejak beberapa tahun, pacu jalur telah masuk kedalam kalender pariwisata nasional di Riau yang diadakan oleh masyarakat Kuansing. Tidak hanya Pemkab Kuansing, Pemprov Riau juga merasa sangat bertanggung jawab untuk melestarikan budaya rakyat yang amat luhur sejak ratusan tahun tersebut.

Bahkan pada tahun 2005 lalu Wakil Presiden HM Jusuf Kalla berkesempatan hadir guna menyaksikan kgeiatan tersebut sekaligus membuka acara. Pembukaan kegiatan budaya pacu jalur yang digelar masyarakat Kuantan Singingi berlangsung cukup meriah. Ribuan masyarakat tumpah rumah memenuhi tribun dan tepian Narosa, Telukkuantan.

Tingginya minat masyarakat untuk menyaksikan pembukaan lomba pacu jalur, membuat Wakil Presiden, Jusuf Kalla takjub. Bahkan dalam sambutannya Wapres melukiskannya sebagai bukti cintanya masyarakat terhadap budaya dan tradisi yang diturunkan nenek moyang.

Pacu Jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional khas daerah Kuantan Singingi (Kuansing) yang hingga sekarang masih ada dan berkembang di Propinsi Riau. Lomba dayung ini menggunakan perahu yang terbuat dari kayu gelondongan yang oleh masyarakat sekitar juga sering disebut jalur. Upacara adat khas daerah Kuansing ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 23—26 Agustus. Panjang perahu/jalur yang digunakan dalam lomba ini berkisar antara 25—40 meter dengan jumlah atlet 40—60 orang tiap perahu. Biasanya, festival ini diikuti oleh ratusan perahu dan melibatkan beribu-ribu atlet dayung, serta dikunjungi oleh ratusan ribu penonton baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Konon, kegiatan lomba dayung ini merupakan warisan budaya masyarakat Kuantan Singingi yang telah berlangsung sejak tahun 1900-an. Perahu atau jalur, dahulu, sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil bumi atau pun hasil hutan. Kebiasaan menggunakan perahu inilah yang mungkin merupakan cikal bakal kegiatan Pacu Jalur. Pada zaman penjajahan Belanda, Pacu Jalur juga dimanfaatkan oleh pemerintah Belanda untuk memeringati serta memeriahkan hari ulang tahun ratu mereka yang bernama Ratu Wilhelmina. Namun, semenjak Indonesia merdeka, Pacu Jalur berangsur-angsur dijadikan upacara khas untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada awalnya, kegiatan Pacu Jalur hanya diikuti oleh segelintir masyarakat di sekitar daerah Kuantan Singingi. Namun, dalam perkembangannya, kegiatan ini banyak mendapat perhatian dan simpati dari berbagai kawasan, terutama daerah-daerah kawasan Riau dan sekitarnya serta mancanegara. Oleh karena itu, saat ini festival Pacu Jalur tidak hanya milik masyarakat Kuantan Singingi saja, melainkan telah menjadi pesta rakyat milik masyarakat Riau dan kawasan sekitarnya. Festival yang bernuasa tradisional ini telah ditetapkan masuk ke dalam Kalender Pariwisata Nasional (Major Event).

Kegiatan Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang sangat meriah. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke acara ini dapat menyaksikan kemeriahan festival yang merupakan hasil karya masyarakat Kuantan Singingi ini. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Pacu Jalur merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk mencari penghidupan selama setahun. Pendeknya, Pacu Jalur selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Masyarakat Kuantan Singingi dan sekitarnya tumpah ruah menyaksikan acara yang ditunggu-tunggu ini. Karena meriahnya acara ini, konon beredar cerita, bahwa sepasang suami istri harus rela bercerai jika salah satu pasangannya dilarang mendatangi acara tersebut.

Selain sebagai event olahraga yang banyak menyedot perhatian masyarakat, festival Pacu Jalur juga mempunyai daya tarik magis tersendiri. Festival Pacu Jalur dalam wujudnya memang merupakan hasil budaya dan karya seni khas yang merupakan perpaduan antara unsur olahraga, seni, dan olah batin. Namun, masyarakat sekitar sangat percaya bahwa yang banyak menentukan kemenangan dalam perlombaan ini adalah olah batin dari pawang perahu atau dukun perahu. Keyakinan magis ini dapat dilihat dari keseluruhan acara ini, yakni dari persiapan pemilihan kayu, pembuatan perahu, penarikan perahu, hingga acara perlombaan dimulai, yang selalu diiringi oleh ritual-ritual magis. Pacu Jalur dengan demikian merupakan adu/unjuk kekuatan spiritual antar-dukun jalur. Selain perlombaan, dalam pesta rakyat ini juga terdapat rangkaian tontonan lainnya, di antaranya Pekan Raya, Pertunjukan Sanggar Tari, pementasan lagu daerah, Randai Kuantan Singingi, dan pementasan kesenian tradisional lainnya dari kabupaten/kota di Riau.

Para wisatawan yang berkunjung ke festival ini juga dapat mengunjungi obyek-obyek wisata lainnya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi penyelenggaraan acara ini, seperti Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban di Desa Lubuk Ambacang, dan Desa Wisata Sentajo yang menyimpan warisan rumat adat tradisional zaman dahulu.

Pacu Jalur diselenggarakan di pinggir Sungai Kuantan (Teluk Kuantan) yang juga terkenal dengan nama Tepian Narosa di Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau, Indonesia. Lokasi Pacu Jalur yang berada di Tepian Narosa berjarak kira-kira 150 km dari Kota Pekanbaru ke arah selatan. Dengan menggunakan kendaraan pribadi roda empat, para wisatawan yang ingin menyaksikan event besar ini, cukup menempuh perjalanan sekitar tiga setengah jam dari Kota Pekanbaru. Alernatif lain untuk menuju lokasi acara pesta rakyat ini adalah menggunakan transportasi umum yang tersedia dari Kota Pekanbaru menuju Kota Kuantan Singingi. Namun, karena belum tersedia angkutan dalam kota di Kabupaten Kuantan Singingi, pengujung disarankan untuk menggunakan jasa ojek dan mobil pick up menuju lokasi pertunjukan.

Selain mengandalkan eveb pacu jalur, objek wisata menariknya yang terdapat di Kabupaten Kuantan Singingi adalah Air Terjun Guru Gemurai dan Desa Wisata Koto Sentajo. Air Terjun Guruh Gemurai terletak sekitar 25 Km dari Teluk Kuantan. Nama Guruh Gemurai diambil dari bahasa daerah setempat, dimana Guruh berarti Gemuruh (bunyi air terjun dimaksud), sedangkan Gemurai adalah percikan air yang berserakan. Jadi air terjun Guruh Gemurai berarti air terjun yang bunyi percikannya (curahannya) bergemuruh. Anda berada di Ibukota Kabupaten Kuantan Singingi yakni Teluk Kuantan dengan bus menuju arah Kiliran Jao Sumbar akan melalui Kota Lubuk Jambi, Ibukota Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, namun sebelumnya yakni 3 Km sebelum Lubuk Jambi (19 Km) dari Teluk Kuantan, anda dapat menikmati keindahan Danau “Kebun Nopi” tidak ada duanya di Kuantan Singingi. Anda berada di Lubuk Jambi Ibukota Kecamatan Kuantan Mudik masih Kabupaten Kuantan Singingi, 3 Km arah Kiliran Jao Sumbar, anda memulai perjalanan yang mendaki sesekali melalui jalan yang berbelok-belok dengan panorama alam yang terkenal bagian dari Bukit Barisan, sampailah anda ditengah-tengah pendakian yang berbukit-bukit and lurah, disanalah terdapat air terjun Guruh Gemurai, tepatnya di desa Kasang.

Sedangkan ‘Desa Wisata’ Kabupaten Kuantan Singingi, 3 Km dari Teluk Kuantan. Dari Ibukota Kabupaten Kuantan Singingi dimaksud, dengan menggunakan bus menuju ke timur yakni arah ke Rengat ibukota Kabupaten Indragiri Hulu sejauh 3 Km sampailah di desa Koto Sentajo yang ditetapkan sebagai ‘Desa Wisata’. Di desa ini dapat kita saksikan peninggalan sejarah atau adat nenek moyang berupa rumah adat dengan bagunan asli dengan motif khusus. Masyarakat di desa tersebut masih kental dengan adat kebiasaan yang diterima dari nenek moyang leluhurnya. Walaupun kehidupan masyarakat sudah jauh meninggalkan kebiasaan lama itu, namun ada hal-hal tertentu yang tidak mau ditinggalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di belakang desa wisata ini masih terdapat hutan yang asli, yang sampai sekarang masih dilarang untuk merusaknya, dan ini telah ditetapkan sebagai hutan lindung seluas 5000 Ha.